0 komentar

Memulai Usaha Part 2



Perencanaan adalah proses mengidentifikasikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi. Perencanaan bertujuan untuk mencapai tujuan pengusaha dengan memperhatikan cara-cara yang efektif dan efisien dalam menggunakan segala sumber daya yang dimilki oleh pengusaha.
Berikut tahapan dalam perencanaan usaha:
1.      Mengidentifikasi Peluang Usahan Dan Risikonya
Pada umumnya suatu produk akan memiliki peluang jika permintaan pasar masih ada terhadap barang tersebut, tetapi tidak menutup kemungkinan suatu produk baru akan memiliki peluang yang lebih baik dibandingkan dengan produk-produk yang sudah ada di pasaran.

2.      Menentukan Jenis Usaha yang Dijalankan
Setelah menilai apa saja yang masih berpeluang sebagai usah atahap selanjutnya adalah menentukan jenis usaha yang akan dijalankan. Usaha apa yang paling memungkinkan unutk dijalankan dan menguntungkan. Pertimbangan ini harus disesuaikan dnegan modal yang dimiliki, ketersediaan bahan baku di alam, ketersediaan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan yang layak, prospek pasar dan juga daya beli masyarakat.

3.      Melakukan Uji Kelayakan Usaha
Ini berarti menguji kelayakan suatu gagasan usaha untuk dilaksanakan. Pengujian dilihat dari berbagai aspek, yaitu:
-          Aspek Pemasan
Apakah suatu produk memiliki peluang untuk bersaing di pasaran.
-          Aspek Produksi
Suatu proyek dikatakan layak apabila memiliki lahan ang strategis, fasilitas dan peralatan produksi yang memadai, serta sumber daya manusia yang dibutuhkan. Namun yang paling penting adalah ketersediaan sumber daya alam yang dibutuhkan untuk proses produksi.
-          Aspek Finansial
Jika kita bisa menghasilkan laba yang memadai bagi pengusaha berarti gagasan usaha tersebut layak untuk dilaksanakan, begitu juga sebaliknya.
-          Aspek Manajemen
Jika tujuan dapat dicapai berarti proses manajemen yang dilakukan oleh pengusaha tersebut berhasil.

4.      Mengetahui Tentang Pembukuan
Penting bagi seorang pengusaha untuk mengetahui dan mengenal pembukuan. Biasanya pembukuan ini dilakukan oleh seorang akuntan atau auditor. Namun kita orang awam pun bisa melakukan pembukuan. Kita tidak harus mengikuti aturan PSAK (Peraturan Standar Akuntansi Keuangan), yang penting setiap aliran kas yang keluat ataupun masuk dapat dicatat dengan baik.

5.      Mengetahui Mengenai Pembiayaan
Modal yang kita gunakan untuk membuka usaha dapat berasl dari harta milik sendiri tetapi bisa juga dari pinjaman. Kita dapat meminjam dari koperasi dengan tingkat bunga yang rendah atau kita bisa menggunakan harta sendiri dengan maksimal.

6.      Mengetahui Tentang Pajak
Pajak merupakan iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang sehingga dapat dipaksakan, dengan tiada mendapat balas jasa secara langsung. Pajak yang dimaksud disini adalah pajak penghasilan dari individu maupun perusahan. Setiap individu yang telah memperoleh uang dari pekerjaannya wajib membayarkan pajak dengan ketentuan tertentu.

Untuk perusahaan akan dikenakan pajak 25% apabila penghasilan bersih perusahaan diatas Rp 4.800.000.000 sampai dengan Rp 50.000.000.000. Dibawah Rp 4.800.000.000 akan mendapatkan perlakuan khusus akni pemotongan 50% dari pajak awal yang harus dibayar.[1]


[1] Penuntun Dasaar Kewirausahaan. Hatta Rajasa. Hal 17
read more
0 komentar

Memulai Usaha Part 2



Perencanaan adalah proses mengidentifikasikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi. Perencanaan bertujuan untuk mencapai tujuan pengusaha dengan memperhatikan cara-cara yang efektif dan efisien dalam menggunakan segala sumber daya yang dimilki oleh pengusaha.
Berikut tahapan dalam perencanaan usaha:
1.      Mengidentifikasi Peluang Usahan Dan Risikonya
Pada umumnya suatu produk akan memiliki peluang jika permintaan pasar masih ada terhadap barang tersebut, tetapi tidak menutup kemungkinan suatu produk baru akan memiliki peluang yang lebih baik dibandingkan dengan produk-produk yang sudah ada di pasaran.

2.      Menentukan Jenis Usaha yang Dijalankan
Setelah menilai apa saja yang masih berpeluang sebagai usah atahap selanjutnya adalah menentukan jenis usaha yang akan dijalankan. Usaha apa yang paling memungkinkan unutk dijalankan dan menguntungkan. Pertimbangan ini harus disesuaikan dnegan modal yang dimiliki, ketersediaan bahan baku di alam, ketersediaan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan yang layak, prospek pasar dan juga daya beli masyarakat.

3.      Melakukan Uji Kelayakan Usaha
Ini berarti menguji kelayakan suatu gagasan usaha untuk dilaksanakan. Pengujian dilihat dari berbagai aspek, yaitu:
-          Aspek Pemasan
Apakah suatu produk memiliki peluang untuk bersaing di pasaran.
-          Aspek Produksi
Suatu proyek dikatakan layak apabila memiliki lahan ang strategis, fasilitas dan peralatan produksi yang memadai, serta sumber daya manusia yang dibutuhkan. Namun yang paling penting adalah ketersediaan sumber daya alam yang dibutuhkan untuk proses produksi.
-          Aspek Finansial
Jika kita bisa menghasilkan laba yang memadai bagi pengusaha berarti gagasan usaha tersebut layak untuk dilaksanakan, begitu juga sebaliknya.
-          Aspek Manajemen
Jika tujuan dapat dicapai berarti proses manajemen yang dilakukan oleh pengusaha tersebut berhasil.

4.      Mengetahui Tentang Pembukuan
Penting bagi seorang pengusaha untuk mengetahui dan mengenal pembukuan. Biasanya pembukuan ini dilakukan oleh seorang akuntan atau auditor. Namun kita orang awam pun bisa melakukan pembukuan. Kita tidak harus mengikuti aturan PSAK (Peraturan Standar Akuntansi Keuangan), yang penting setiap aliran kas yang keluat ataupun masuk dapat dicatat dengan baik.

5.      Mengetahui Mengenai Pembiayaan
Modal yang kita gunakan untuk membuka usaha dapat berasl dari harta milik sendiri tetapi bisa juga dari pinjaman. Kita dapat meminjam dari koperasi dengan tingkat bunga yang rendah atau kita bisa menggunakan harta sendiri dengan maksimal.

6.      Mengetahui Tentang Pajak
Pajak merupakan iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang sehingga dapat dipaksakan, dengan tiada mendapat balas jasa secara langsung. Pajak yang dimaksud disini adalah pajak penghasilan dari individu maupun perusahan. Setiap individu yang telah memperoleh uang dari pekerjaannya wajib membayarkan pajak dengan ketentuan tertentu.

Untuk perusahaan akan dikenakan pajak 25% apabila penghasilan bersih perusahaan diatas Rp 4.800.000.000 sampai dengan Rp 50.000.000.000. Dibawah Rp 4.800.000.000 akan mendapatkan perlakuan khusus akni pemotongan 50% dari pajak awal yang harus dibayar.[1]


[1] Penuntun Dasaar Kewirausahaan. Hatta Rajasa. Hal 17
read more
0 komentar

Penyebab Terjadinya Restrukturisasi




    PENYEBAB TERJADINYA RESTRUKTURISASI
Menurut Bramantyo (2004) alasan suatu korporasi melakukan restrukturisasi, antara lain:
1.     Masalah Hukum atau Desentralisasi
Undang-undang No. 22/1999 dan No. 25/1999 telah mendorong korporasi untuk mengkaji ulang cara kerja dan mengevaluasi hubungan kantor pusat, yang kebanyakan di Jakarta, dengan anakanak perusahaan yang menyebar di seluruh pelosok tanah air.
Keinginan Pemerintah Daerah untuk ikut menikmati hasil dari perusahaan-perusahaan yang ada di daerah masing-masing menuntut korporasi untuk mengkaji ulang seberapa jauh wewenang perlu diberikan kepada pimpinan anak-anak perusahaan supaya bisa memutuskan sendiri bila ada masalah-masalah hukum di daerah.
2.     Masalah Hukum atau Monopoli
Perusahaan yang telah masuk dalam daftar hitam monopoli, dan telah dinyatakan bersalah oleh Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU) atau pengadilan, harus melakukan restrukturisasi agar terbebas dari masalah hukum.
Misalkan, perusahaan harus melepas atau memecah divisi supaya dikuasai pihak lain, atau menahan laju produk yang masuk ke daftar monopoli supaya pesaing bisa mendapat porsi yang mencukupi.
3.     Tuntutan pasar
Konsumen dimanjakan dengan semakin banyaknya produsen. Apalagi dalam era perdagangan bebas, produsen dari manapun boleh ke Indonesia. Hal ini menuntut korporasi untuk memenuhi tuntutan konsumen, antara lain menyangkut :
·         kenyamanan (convenience)
·         kecepatan pelayanan (speed)
·         ketersediaan produk (conformity)
·         nilai tambah yang dirasakan oleh konsumen (added value)
Tuntutan tersebut bisa dipenuhi bila perusahaan paling tidak mengubah cara kerja, pembagian tugas, dan sistem dalam perusahaan supaya mendukung pemenuhan tuntutan tersebut.
4.     Masalah Geografis
Korporasi yang melakukan ekspansi ke daerah-daerah sulit dijangkau, perlu memberi wewenang khusus kepada anak perusahaan, supaya bisa beroperasi secara efektif. Demikian juga jika melakukan ekspansi ke luar negeri, korporasi perlu mempertimbangkan sistem keorganisasian dan hubungan induk-anak perusahaan supaya anak perusahaan di manca negera dapat bekerja baik.
5.     Perubahan kondisi korporasi
Perubahan kondisi korporasi sering menuntut manajemen untuk mengubah iklim supaya perusahaan semakin inovatif dan menciptakan produk atau cara kerja yang baru. Iklim ini bisa diciptakan bila perusahaan memperbaiki manajemen dan aspek-aspek keorganisasian, misalnya kondisi kerja, sistem insentif, dan manajemen kinerja.
6.     Hubungan holding-anak perusahaan
Korporasi yang masih kecil dapat menerapkan operating holding system, dimana induk dapat terjun ke dalam keputusankeputusan operasional anak perusahaan. Semakin besar ukuran korporasi, holding perlu bergeser dan berlaku sebagai supporting holding, yang hanya mengambil keputusan-keputusan penting dalam rangka mendukung anak-anak perusahaan supaya berkinerja baik.
Semakin besar ukuran korporasi, induk harus rela bertindak sebagai investment holding, yang tidak ikut dalam aktifitas, tetapi semata-mata bertindak sebagai “pemilik” anak-anak perusahaan, menyuntik ekuitas dan pinjaman, dan pada akhir tahun meminta anak-anak perusahaan mempertanggungjawabkan hasil kerjanya dan menyetor dividen.
7.     Masalah Serikat Pekerja
Era keterbukaan, yang diikuti dengan munculnya undangundang ketenagakerjaan yang terus mengalami perubahan mendorong para buruh untuk semakin berani menyuarakan kepentingan mereka.
8.     Perbaikan Image Korporasi
Korporasi sering mengganti logo perusahaan dalam rangka menciptakan image baru, atau memperbaiki image yang selama ini melekat pada stakeholders korporasi. Sebagai contoh, beberapa tahun lalu, PT Garuda Indonesia mengganti logo perusahaan supaya image korporasi mengalami perubahan.
9.     Fleksibilitas Manajemen
Manajemen seringkali merestrukturisasi diri supaya cara kerja lebih lincah, pengambilan keputusan lebih cepat, perbaikan bisa dilakukan lebih tepat guna. Restrukturisasi ini biasanya berkaitan dengan perubahan job description, kewenangan tiap tingkatan manajemen untuk memutuskan pengeluaran, kewenangan dalam mengelola sumber daya (temasuk SDM), dan bentuk organisasi. PT Kimia Farma melakukan restrukturisasi organisasi, dengan memisah unit apotik supaya manajemen menjadi semakin lincah dan fokus beroperasi.
10.Pergeseran kepemilikan
Pendiri korporasi biasanya memutuskan untuk melakukan go public setelah si pendiri menyatakan diri sudah tua, tidak sanggup lagi menjalankan korporasi seperti dulu. Perubahan paling sederhana adalah mengalihkan sebagian kepemilikan kepada anakanaknya. Tapi cara ini seringkali tidak cukup.
11.Akses modal yang lebih baik
PT Indosat menjual sebagian sahamnya di Bursa Efek New York (NYSE) dengan tujuan supaya akses modal menjadi lebih luas. Dengan demikian, perusahaan tersebut tidak harus membanjiri BEJ dengan sahamnya setiap kali membutuhkan modal. Sebagai dampak tindakan ini, struktur kepemilikan otomatis berubah.
Menurut Williamson dalam Adler (2011), ada empat filsafat yang selalu dibahas beberapa akademisi mengapa melakukan tindakan restrukturisasi, yaitu restrukturisasi untuk posisi, restrukturisasi untuk platform, restrukturisasi kompetensi, dan restrukturisasi sebagai sebuah pilihan.
Berdasarkan penelitian Yeung dan Brockbank dalam Adler (2011) terhadap 160 eksekutif perusahaan besar di California menunjukkan terdapat tiga faktor utama yang mendorong dilakukan restrukturisasi, yaitu pengurangan biaya, meningkatkan mutu pelayanan yang lebih baik, dan perubahan budaya perusahaan.
Menurut Engelbart dalam Rivai (2010) alasan organisasi melakukan restrukturisasi berubah :
·         Inovasi dalam produk, teknologi, bahan, proses kerja, struktur organisasi, dan budaya organisasi
·         Baru dan pergeseran pasar
·         Tindakan pesaing global, nilai-nilai kekuatan bekerja, permintaan, dan keragaman
·         Peraturan dan etika kendala dari lingkungan
·         Individu pengembangan dan transisi
read more