Harapan,
setiap orang memiliki harapan. Harapan yang baik-baik tentunya, tetapi sayang
tidak semua harapan bisa terwujud. Mungkin harapan itu bisa saja terwujud,
tetapi mungkin tidak untuk saat ini harapan itu bisa terwujud, tetapi di lain
waktu harapan itu bisa terwujud. Fira, sosok gadis yang selalu memiliki
harapan, tetapi sayang terkadang harapan itu hanya berujung kekecewaan.
Sepertinya jarang sekali harapan-harapan
Fira yang berujung kebahagiaan. Sejak duduk dibangku SMP, Fira sudah sering
merasakan hal seperti itu, ya harapannya sering tidak sesuai dengan kenyataan,
alhasil hanya kekeewaan yang ia dapatkan, terutama masalah cinta.
Sejak duduk
di bangku SMP, Fira sudah bisa merasakan getaran-getaran aneh dalam hatinya
ketika ia bertemu dengan sosok laki-laki. Laki-laki itu bernama Fauzi, yang
tidak lain adalah teman sekelasnya. Perasaan itu mulai timbul ketika mereka
sering bersama, ditambah lagi Fira dan Fauzi mengikuti kegiatan ekstrakulikuler
yang sama, yaitu Paskibra. Rasa capek saat mereka latihan pun selalu hilang
ketika mereka sering bercanda. Lama kelamaan, Fira nerasa tidak bisa memendam
perasaan itu sendirian, dia butuh teman yang untuk bisa sharing soal hal ini,
dan yang lebih mengerti tentunya. Akhirnya Fira menceritakan semuanya, apa yang
ia rasakan terhadap sepupunya Dwi. Dwi sangat dekat dengan Fira, sejak mereka
duduk di Taman Kanak – Kanak, hingga kuliah sampai sekarang ini, mereka selalu
satu almamater. Dwi hanya bisa tertawa mendengar cerita yang di utarakan Fira,
sadar bahwa sepupnya ini sudah mulai menyukai lawan jenis.
Setelah Dwi
mengetahui perasaan Fira yang sebenarnya, Dwi jadi suka menggoda Fira dan Fauzi
ketika mereka sedang bersama. Lama kelamaan kedekatan itu berubah, mereka jadi
jauh, lebih tepatnya Fuzi jadi menjaga jarak, bahkan bisa dibilang menghindar
dari Fira. Fira pun bertanya-tanya, apa yang membuat Fauzi berubah begitu
cepat. Setelah Fira menanyakan hal tersebut kepada Cipta, akhirnya Fira
mengetahui alas an kenapa Fauzi berubah, ya Fauzi sadar jika Fira mempunyai perasaan
yang lebih terhadap Fauzi. Bagai petir di siang bolong, Fira lemas mendengarnya
dan saat itu juga langsung berfikiran terhadap Dwi, dan Fira pun menyadari
bahwa dia sudah melakukan kesalahan besar telah menceritakan semua yang ia
rasakan terhadap Fauzi kepada Dwi. Kecewa, kesal, marah, sedih, semua bercampur
aduk dalam benak Fira saat itu, tidak tau apa yang harus ia lakukan. Hari –
hari yang biasanya dilewati dengan menyenangkan, kini sangat sulit untuk
dijalani. Waktu berjalan sangat lama, suasana dalam kelas sedikit berubah,
biasanya selalu ada canda tawa dari Fira dan Fauzi, kini sudah tidak ada lagi.
Mereka berdua menjadi seperti orang asing yang tidak pernah kenal satu sama
lain. Ingin sekai rasanya mempercepat waktu kenaikan kelas agar bisa tidak satu
kelas lagi dengan Fauzi dan melupakan semua yang sudah terjadi. Akhirnya Fira
memutuskan juga untuk keluar dari kegiatan ekstrakulikuler paskibra, dan bisa
diketahui alasannya adalah ingin menghindari Fauzi.
Fira sangat
sedih, ketika melihat Fauzi sakit. Di dalam kelas yang dilakukan Fauzi hanya
berdiam diri dan menempelkan kepalanya di atas meja. Rasanya ingin sekali
bertanya langsung kepada Fauzi dia sakit apa, tetapi Fira tidak mempunyai
keberanian untuk melakukan hal itu. Dia hanya bisa memandangi Fauzi yang sedang
sakit dari tempat duduknya. Bunyi bel yang menandakan waktu pulang sekolah
sudah berbunyi, dan Fira pun bergegas untuk meninggalkan kelas dan Fauzi yang
sedang dikelilingi oleh teman-temannya dan langsung pulang ke rumah. Kejadian
itu sangat memukul Fira, ingin sekali rasanya seperti dulu lagi, mereka bisa
bersama – sama tanpa saling canggung. Mereka bermain bersama, pergi ke kantin
bersama, bercanda, belajar, tertawa, dan segala hal yang sering mereka lakukan
bersama sebelumnya.
Setelah
kejadian itu, akhirnya Fira sudah mulai terbiasa dengan keadaan yang seperti
itu di dalam kelas. Sampai akhirnya hari yang ditunggu – tunggu Fira datang
juga, yaitu hari pembagian raport. Fira sangat menunggu hari tersebut karena sebentar lagi Fira akan berpisah kelas
dengan Fauzi. Setelah liburan sekolah selama dua minggu, Fira kembali masuk ke
sekolah seperti biasa. Fira bergegas mencari kelas yang bertuliskan namanya
dalam daftar siswa yang akan mengisi kelas tersebut. Setelah Fira menemukan
namanya ada dalam daftar siswa kelas VIII.6, ia merasa sangat lega karena tidak
ada nama Fauzi dalam daftar siswa VIII.6, itu berarti Fira tidak akan sekelas
lagi dengan Fauzi dan bisa menghilangkan Fauzi dari pikirannya. Fira masih
ingin mengetahui kelas yang akan ditempati Fauzi, sehingga mencari nama Fauzi.
Fira tidak perlu membutuhkan banyak waktu untuk menemukan nama Fauzi, karena
nama Fauzi ada dalam daftar siswa kelas VIII.7. Entah senang atau sedih yang
harus Fira rasakan, karena kelas mereka masih bersebelahan, dan itu artinya
Fira masih akan sering melihat Fauzi, tetapi setidaknya mereka tidak berada dalam satu kelas lagi. Perlahan – lahan Fira bisa menghilangkan Fauzi dari pikirannya. Tidak
terasa tiga tahun hampir terlewati, dan Fira serta teman – teman seangkatannya
sudah mau lulus dari SMP tersebut dan akan segera melanjutkan pendidikan di
bangku SMA, dan harapan Fira bersama Fauzi tidak bisa terwujud, atau tidak
sesuai dengan harapannya. Namun Fira berusaha mengikhlaskan keadaan tersebut
dan berusaha move on dari Fauzi.
0 komentar:
Posting Komentar