Pengertian Pernalaran Induktif
Pernalaran
Induktif adalah suatu pernalaran yang berpangkal dari peristiwa khusus sebagai
hasil pengamatan empirik dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan
baru yang bersifat umum. Dalam hal ini pernalaran induktif merupakan kebalikan
dari penalaran deduktif. Untuk turun ke lapangan dan melakukan penelitian tidak
harus memliki konsep secara canggih tetapi cukup mengamati lapangan dan dari
pengamatan lapangan tersebut dapat ditarik generalisasi dari suatu gejala.
Dalam konteks ini, teori bukan merupakan persyaratan mutlak tetapi kecermatan
dalam menangkap gejala dan memahami gejala merupakan kunci sukses untuk dapat.
Jenis-jenis
Pernalaran Induktif:
1. Generalisasi
Generalisasi
adalah pernyataan yang berlaku umum untuk semua atau sebagian gejala yang
diamati. Karena itu suatu generalisasi mencakup ciri-ciri esensial atau yang
menonjol, bukan rincian. Di dalam pengembangan karangan, generalisasi perlu
ditunjang atau dibuktikan dengan fakta-fakta, contoh-contoh, data statistik,
dan sebagainya yang merupakan spesifikasi atau ciri khusus sebagai penjelasan
lebih lanjut.
Contoh:
Milla adalah
mahasiswa gunadarma yang sedang mengikuti ujian utama mengenakan pakaian hitam
putih
Prima adalah
mahasiswia gunadarma yang sedang mengikuti ujian utama mengenakan pakaian hitam
putih
Kesimpulan: Semua mahasiswa gunadarma yang sedang mengikuti
ujian utama mengenakan pakaian hitam putih
Generalisasi
dibagi lagi menjadi 2 macam, yaitu:
-
Generalisasi
sempurna
Generalisasi
sempurna adalah generalisasi yang mana diselidikinya seluruh fenomena yang
menjadi dasar penyimpulan
Contoh:
Jumlah hari setiap satu minggu pada setiap bulan , kemudian dapat
diambil kesimpulan bahwa setiap satu minggu dalam satu bulan memiliki hari
tidak lebih dari tujuh. Dalam penyimpulan ini keseluruhan fenomena yaitu jumlah
hari pada setiap satu minggu kita selidiki satu persatu tanpa adanya yang
ditinggalkan. Kesimpulan dari generalisasi diatas merupakan suatu kebenaran
yang tidak dapat diganggu gugat.
-
Generalisasi
tidak sempurna
Generalisasi
tidak sempurna adalah generalisasi yang mengambil kesimpualan hanya pada
sebagian fenomena, tetapi kesimpulan tersebut berlaku bagi fenomena sejenis
yang belum diselidiki.
Contoh:
Sebagian mahsiswa Gunadarma sangat
antusias dengan kegiatan olahraga di sport center Kampus H
Gunadarma, kemudian disimpulkan bahwa mahasiswa Gunadarma adalah mahasiswa yang sangat antusias dengan kegiatan olahraga di Sport
Center Kampus H Gunadarma, maka kesimpulan ini adalah generalisasi
tidak sempurna atau sebagian.
2. Analogi:
Analogi
adalah suatu perbandingan yang mencoba membuat suatu gagasan terlihat benar
dengan cara membandingkannya dengan gagasan lain yang mempunyai hubungan dengan
gagasan yang pertama.
Jenis-jenis analogi :
-
Analogi
induktif.
Analogi
induktif, yaitu analogi yang disusun berdasarkan persamaan yang ada pada dua
fenomena, kemudian ditarik kesimpulan bahwa apa yang ada pada fenomena pertama
terjadi juga pada fenomena kedua. Analogi induktif merupakan suatu metode yang
sangat bermanfaat untuk membuat suatu kesimpulan yang dapat diterima
berdasarkan pada persamaan yang terbukti terdapat pada dua barang khusus yang
diperbandingkan.
Contoh
: Nindy terpaksa di cutikan dari Universitas Gunadarma karena terlambat mengisi
KRS. Tria juga akan di cutikan dari Universitas Gunadarma jika dia terlambat
mengisi KRS.
-
Analogi
deklaratif.
Analogi
deklaratif merupakan metode untuk menjelaskan atau menegaskan sesuatu yang
belum dikenal atau masih samar, dengan sesuatu yang sudah dikenal. Cara ini
sangat bermanfaat karena ide-ide baru menjadi dikenal atau dapat diterima
apabila dihubungkan dengan hal-hal yang sudah kita ketahui atau kita percayai.
Contoh : Metode
pengajaran yang diberikan oleh dosen kepada mahasiswanya haruslah memiliki
waktu yang efektif. Pemberian materi kepada mahasiswa sebaiknya sesuai dengan
kapasitas mahasiswa sejauh mana mahasiswa dapat menampung materi yang
diberikan. Sama halnya dengan ember yang terus menerus diisi air, pada akhirnya
akan tumpah juga jika terus menerus diisi dengan air.
3. Klausal
(Sebab-Akibat):
Penalaran
induktif dengan melalui hubungan kausal (sebab akibat) merupakan penalaran yang
dimulai dengan mengemukakan fakta khusus yang menjadi sebab, dan sampai pada
simpulan yang menjadi akibat. Tak ada suatu gejala atau kejadian pun yang muncul tanpa penyebab.
Hubungan
kausal ada tiga jenis, yaitu sebagai berikut:
- Sebab – Akibat.Sebab – akibat ini berpola A menyebabkan B.
- Akibat – Sebab. Akibat – sebab ini berpola Akibat dari B
- Akibat – Akibat. Akibat – akibat merupakan penalaran yang menyiratkan penyebabnya, Peristiwa akibat langsung disimpulkan pada akibat yang lain.
Contoh:
Harga beras dan kebutuhan pokok
lainnya melonjak tinggi. Kenaikan harga-harga tersebut mencapai dua kali lipatnya
dari harga semula. Beberapa warung makan gulung tikar dan sebagian yang lain
menaikkan harga dagangannya. Oleh karena itu, biaya hidup anak kost atau para
perantau terutama di kota-kota besar bertambah mahal.
http://inessworld.blogspot.com/2013/03/definisi-penalaran-induktif-paragraf_4134.html
http://aatmandai.blogspot.com/2012/05/generalisasi.html
http://jurnalmasbro.wordpress.com/2012/12/12/belajar-mengenal-paragraf-berpola-induktif-generalisasi-analogi-dan-kausal/