Jakarta - Tren memotret meningkat pesat dalam 5 tahun
terakhir. Jutaan frame dihasilkan per hari dan ini sulit dibayangkan 10
tahun lalu. Teknologi kamera yang semakin murah dan software yang
semakin memukau membuat hobi ini mencuat tidak terkira.
Namun, bagi yang baru memulai pada kesenangan visual ini, biasanya berkutat pada pertanyaan-pertanyaan klasik berikut. Apa saja?
1. Kamera apa yang paling bagus?Dari
sisi kualitas gambar, tentu teknologi kamera medium format dan large
format tidak ada yang mengalahkan. Namun, dari sisi kepraktisan dan bagi
yang mau belajar fotografi, barangkali kamera jenis ini perlu Anda
lupakan dulu.
Pilihlah kamera Digital Single Lens Reflect (DSLR).
Bentuknya yang simpel dan fitur yang mudah dioperasionalkan sangat
cocok bagi siapa saja. Kamera saku juga tidak tabu untuk mempelajari
fotografi.
2. Merk kamera apa yang paling jago?Ini
merupakan pertanyaan umum dan paling populer saat akan menerjuni dunia
fotografi. Pertanyaan ini seperti Anda akan membeli mobil, merek mobil
Apa yang paling bagus? Tentu semua punya karakteristik dan kelebihan
masing-masing. Juga kelemahannya.
Dengan plus minusnya, Anda sebagai fotografer
lah yang
mampu mengeksplorasi kelebihannya dan menutupi kekurangan kamera yang
telah dibeli. Tidak perlu ragu bila merek kamera Anda jarang digunakan
oleh teman-teman Anda.
3. Dengan budget terbatas, kamera apa yang akan dibeli?Bila
punya budget di bawah Rp 5 juta, belilah kamera saku yang sudah
menyediakan fitur 'Manual'. Fitur ini akan membantu Anda berkenalan
dengan 'Speed' dan 'Diafragma'.
Jangan ragu untuk membeli kamera
poket. Karena semahal-mahalnya kamera, tidak bisa menunjukan angle
terbaik saat memotret. Kamera juga tidak bisa menunjukkan komposisi
terbaik maupun ide terbagus untuk memotret walau seharga Rp 200 juta
sekalipun. Baik buruk hasil memotret ada di tangan fotografer.
Bila
uang Anda dalam kisaran Rp 5 juta hingga Rp 10 juta, coba cari kamera
prosumer dengan tambahan lensa kit. Bila budget antara Rp 10 juta hingga
Rp 20 juta, cobalah pilih kamera semi profesional dengan pilihan lensa
fix.
4. Bagus mana, DSLR atau mirrorless?Dari sisi kepraktisan, kamera digital tanpa lensa
(mirrorless)
tentu sangat tepat. Kamera jenis ini akan sangat berguna untuk menemani
Anda jalan-jalan karena fisiknya yang ringan dan ringkas. Kualitas
gambar juga berani bersaing dengan kamera DSLR.
Namun untuk memasuki dunia fotografi lebih
expert lagi, ada baiknya memilih DSLR pada umumnya. Sebab, kecepatan menyimpan gambar ke memori card di kamera
mirrorless, masih kalah cepat dengan kamera SLR pada umumnya. Terlebih baterai kamera jenis
mirrorless cukup boros.
5. Setelah beli kamera, beli lensa wide dulu atau tele?Bila
Anda telah mempunyai pilihan untuk memotret landscape, maka lensa tele
menjadi prioritas kedua. Bila masih mencoba bereksperimen, lensa tele
tidak ada salahnya. Tele 200 mm sudah lebih dari cukup. Lensa tele ini
sangat tepat untuk memotret model, olahraga, atau traveling.
6. Lebih bagus mana, wide atau tele?Wide
dan tele mempunyai fungsi dan kelebihan masing-masing. Satu untuk
memotret dengan sudat pandang yang luas, satunya untuk mendekatkan objek
yang jauh. Kalau punya budget cukup banyak, beli kedua-duanya langsung.
Namun bila budget Anda terbatas, saya sarankan beli lensa wide
(lebar) terlebih dahulu. Lensa lebar ini dalam kisaran 16mm, 17mm, 20mm,
24mm, dan 28mm.
Kalaupun budget masih juga belum mencukupi, Anda
bisa maksimalkan lensa kit. Ada baiknya juga menabung untuk membeli
lansa normal dengan diafragma (f) besar terlebih dahulu yang cukup
terjangkau. Lensa normal ini yakni 50 mm. Disebut normal karena tidak
menimbulkan distori gambar dan jangkauan lensa sesuai dengan mata
manusia.
7. Perlukah mengambil kursus fotografi ataukah otodidak?Kalau
Anda mempunyai budget, tidak ada salahnya mengambil kelas fotografi.
Sebab, Anda akan memahami fotografi secara sistematis dan terstruktur.
Kalaupun enggan mengambil kursus fotografi, cobalah untuk tekun
belajar, konsisten dan tidak cepat puas. Memasuki klub fotografi untuk
bertukar pendapat soal fotografi sangat dibutuhkan juga dan sangat
membantu fotografi Anda.
8. Apakah perlu mengambil kursus software fotografi?Lebih
baik Anda memperdalam kemampuan memotret terlebih dahulu pada
bulan-bulan pertama. Bila merasa mulai piawai menggunakan kamera Anda,
tidak ada salahnya mencoba memperdalam software fotografi.
Kemampuan
matang fotografi sangat diperlukan supaya Anda tidak terlalu
mengandalkan software. Juga mematangkan ide, konsep dan praktik
fotografi terlebih dahulu.
Bahkan, saat ini tren olah digital
sudah menjadi profesi tersendiri. Bukan tidak mungkin, suatu saat dunia
olah digital akan lepas total dari dunia fotografi. Bila saat itu tiba,
Anda akan diminta memilih menjadi fotografer ataukah 'oldiger'.
Sumber : http://inet.detik.com/read/2012/04/18/110641/1895099/1279/8-pertanyaan-klasik-saat-baru-belajar-fotografi