Ini Cerita Tentang Hidup Dia, Fira.... Part 1



Harapan, setiap orang memiliki harapan. Harapan yang baik-baik tentunya, tetapi sayang tidak semua harapan bisa terwujud. Mungkin harapan itu bisa saja terwujud, tetapi mungkin tidak untuk saat ini harapan itu bisa terwujud, tetapi di lain waktu harapan itu bisa terwujud. Fira, sosok gadis yang selalu memiliki harapan, tetapi sayang terkadang harapan itu hanya berujung kekecewaan. Sepertinya jarang  sekali harapan-harapan Fira yang berujung kebahagiaan. Sejak duduk dibangku SMP, Fira sudah sering merasakan hal seperti itu, ya harapannya sering tidak sesuai dengan kenyataan, alhasil hanya kekeewaan yang ia dapatkan, terutama masalah cinta. 

Sejak duduk di bangku SMP, Fira sudah bisa merasakan getaran-getaran aneh dalam hatinya ketika ia bertemu dengan sosok laki-laki. Laki-laki itu bernama Fauzi, yang tidak lain adalah teman sekelasnya. Perasaan itu mulai timbul ketika mereka sering bersama, ditambah lagi Fira dan Fauzi mengikuti kegiatan ekstrakulikuler yang sama, yaitu Paskibra. Rasa capek saat mereka latihan pun selalu hilang ketika mereka sering bercanda. Lama kelamaan, Fira nerasa tidak bisa memendam perasaan itu sendirian, dia butuh teman yang untuk bisa sharing soal hal ini, dan yang lebih mengerti tentunya. Akhirnya Fira menceritakan semuanya, apa yang ia rasakan terhadap sepupunya Dwi. Dwi sangat dekat dengan Fira, sejak mereka duduk di Taman Kanak – Kanak, hingga kuliah sampai sekarang ini, mereka selalu satu almamater. Dwi hanya bisa tertawa mendengar cerita yang di utarakan Fira, sadar bahwa sepupnya ini sudah mulai menyukai lawan jenis.

Setelah Dwi mengetahui perasaan Fira yang sebenarnya, Dwi jadi suka menggoda Fira dan Fauzi ketika mereka sedang bersama. Lama kelamaan kedekatan itu berubah, mereka jadi jauh, lebih tepatnya Fuzi jadi menjaga jarak, bahkan bisa dibilang menghindar dari Fira. Fira pun bertanya-tanya, apa yang membuat Fauzi berubah begitu cepat. Setelah Fira menanyakan hal tersebut kepada Cipta, akhirnya Fira mengetahui alas an kenapa Fauzi berubah, ya Fauzi sadar jika Fira mempunyai perasaan yang lebih terhadap Fauzi. Bagai petir di siang bolong, Fira lemas mendengarnya dan saat itu juga langsung berfikiran terhadap Dwi, dan Fira pun menyadari bahwa dia sudah melakukan kesalahan besar telah menceritakan semua yang ia rasakan terhadap Fauzi kepada Dwi. Kecewa, kesal, marah, sedih, semua bercampur aduk dalam benak Fira saat itu, tidak tau apa yang harus ia lakukan. Hari – hari yang biasanya dilewati dengan menyenangkan, kini sangat sulit untuk dijalani. Waktu berjalan sangat lama, suasana dalam kelas sedikit berubah, biasanya selalu ada canda tawa dari Fira dan Fauzi, kini sudah tidak ada lagi. Mereka berdua menjadi seperti orang asing yang tidak pernah kenal satu sama lain. Ingin sekai rasanya mempercepat waktu kenaikan kelas agar bisa tidak satu kelas lagi dengan Fauzi dan melupakan semua yang sudah terjadi. Akhirnya Fira memutuskan juga untuk keluar dari kegiatan ekstrakulikuler paskibra, dan bisa diketahui alasannya adalah ingin menghindari Fauzi.

Fira sangat sedih, ketika melihat Fauzi sakit. Di dalam kelas yang dilakukan Fauzi hanya berdiam diri dan menempelkan kepalanya di atas meja. Rasanya ingin sekali bertanya langsung kepada Fauzi dia sakit apa, tetapi Fira tidak mempunyai keberanian untuk melakukan hal itu. Dia hanya bisa memandangi Fauzi yang sedang sakit dari tempat duduknya. Bunyi bel yang menandakan waktu pulang sekolah sudah berbunyi, dan Fira pun bergegas untuk meninggalkan kelas dan Fauzi yang sedang dikelilingi oleh teman-temannya dan langsung pulang ke rumah. Kejadian itu sangat memukul Fira, ingin sekali rasanya seperti dulu lagi, mereka bisa bersama – sama tanpa saling canggung. Mereka bermain bersama, pergi ke kantin bersama, bercanda, belajar, tertawa, dan segala hal yang sering mereka lakukan bersama sebelumnya.

Setelah kejadian itu, akhirnya Fira sudah mulai terbiasa dengan keadaan yang seperti itu di dalam kelas. Sampai akhirnya hari yang ditunggu – tunggu Fira datang juga, yaitu hari pembagian raport. Fira sangat menunggu hari tersebut  karena sebentar lagi Fira akan berpisah kelas dengan Fauzi. Setelah liburan sekolah selama dua minggu, Fira kembali masuk ke sekolah seperti biasa. Fira bergegas mencari kelas yang bertuliskan namanya dalam daftar siswa yang akan mengisi kelas tersebut. Setelah Fira menemukan namanya ada dalam daftar siswa kelas VIII.6, ia merasa sangat lega karena tidak ada nama Fauzi dalam daftar siswa VIII.6, itu berarti Fira tidak akan sekelas lagi dengan Fauzi dan bisa menghilangkan Fauzi dari pikirannya. Fira masih ingin mengetahui kelas yang akan ditempati Fauzi, sehingga mencari nama Fauzi. Fira tidak perlu membutuhkan banyak waktu untuk menemukan nama Fauzi, karena nama Fauzi ada dalam daftar siswa kelas VIII.7. Entah senang atau sedih yang harus Fira rasakan, karena kelas mereka masih bersebelahan, dan itu artinya Fira masih akan sering melihat Fauzi, tetapi setidaknya mereka tidak berada dalam satu kelas lagi. Perlahan – lahan Fira bisa menghilangkan Fauzi dari pikirannya. Tidak terasa tiga tahun hampir terlewati, dan Fira serta teman – teman seangkatannya sudah mau lulus dari SMP tersebut dan akan segera melanjutkan pendidikan di bangku SMA, dan harapan Fira bersama Fauzi tidak bisa terwujud, atau tidak sesuai dengan harapannya. Namun Fira berusaha mengikhlaskan keadaan tersebut dan berusaha move on dari Fauzi.

0 komentar:

Posting Komentar