Sesal atau Syukur?

especially for ....



Aku pernah mengalaminya,

Membuat dada terasa sesak. membuat airmata tiada berhenti menetes. membuat tubuhku seperti kehilangan ruh-nya, dan seperti kehilangan fungsi kaki, aku tak mampu berjalan. Tak ada semangat, bahkan untuk tersenyum pun sulit ..



Dia yang dulu mengaku mencintai ku, perlahan membunuh mimpi - mimpi ku ..

Dia mulai memilih jalan yang bersimpang dengan ku,

kini dia tidak lagi ada di depan, di samping, atau di belakang ku ..
 

Dia menghilang bersama mimpi - mimpi barunya,


Sebelum benar - benar kehilangannya, aku sudah menangis.

Ketika benar - benar kehilangannya aku pun menangis. dan berharap itu tangis terakhir ku untuk nya.


Untuk aku ..

Menangis adalah hal yang lumrah ketika seseorang baru saja kehilangan orang terkasih dari sisinya.


Sesal atau syukur ?

Aku yakin, diantara ribuan jiwa ini pernah merasa menyesal. Apakah kalian tahu bahwa rasa sesal dapat berubah menjadi rasa syukur ?

Kuncinya adalah kalian hanya perlu yakin dan percaya ada yang jauh lebih baik dari yang kemarin.



Kali ini aku mau berbagi kisah tentang rasa sesal yang berubah menjadi rasa syukur

Aku begitu mencintainya, selalu memaafkan salahnya, selalu tersenyum untuk tiap lukanya.

 Keputusan ku untuk meninggalkan mu, mungkin saja berbuah rasa sesal. Kamu yang tampan rupawan, tinggi semampai, berkulit putih, selalu wangi dan mempesona telah aku tinggalkan :”)

Bukan aku tak mau untuk bertahan, hanya saja aku tak mampu. Kini merasa tak mampu untuk kembali lagi mengerti akan hobi kamu yang senang menyakiti aku karena dia yang lain.

Sungguh aku tak mampu, untuk yang kesekian kalinya kau khianati KITA.

Salah kah jika aku meminta satu perubahan dari kamu ? tolong abaikan segitiga kembar itu sebentar saja, hanya beberapa bulan saja untuk menyelesaikan kewajiban mu sebagai mahasiswa. dan berhentilah merokok, aku tidak mau kamu terluka karena benda itu :”)


Lalu kamu berucap “jangan meminta seseorang untuk berubah. klo mereka tidak bisa untuk berubah janganlah kamu memaksa” ..


Aku hanya tersenyum melihat pesan mu itu, harusnya kalimat itu juga berlaku utnuk kamu. Ingatkah kamu yang selalu meminta aku untuk mengurangi tingkat kesupelan ku yang menurut kamu sudah over ? tidak kah kau ingat itu sayang ?

Kini kau tambah lagi luka ku dengan kebohongan itu, kau pergi bersamanya. Dimana aku saat kamu berkata cinta utnuk yang lain. aku terluka :”)

Maaf kali ini aku tak mau untuk bertahan. Meski aku mampu tapi kini aku tak mau :”)


Minggu pertama setelah berpisah, rasa sesal itu datang. Tiba – tiba saja dia menghantui ku. Aku merasa keputusan ku adalah salah. Dan aku kembali menangis :”|


Utunglah aku memiliki teman dan kakak yang selalu mensupport aku. Mereka bilang “tidak perlu lagi menangis, percayalah bahwa ada yang jauh lebih baik. Untuk berhenti merokok saja dia tidak sanggup, bagaimana dengan hal yang jauh lebih berat dari sekedar rokok ? berkomitmen saja dia tak mampu, bagaimana dengan hubungan kalian yang berjalan tanpa komitmen ? percayalah, dia yang baik akan datang untuk mu”



Sejak itu, aku buka pikiran ku. aku ubah mindset ku. Aku belajar percaya dan yakin bahwa dia yang baik akan datang.

Aku mulai menerima kenyataan, berdoa dan berdoa agar yang baik itu datang.



Satu bulan setelah perpisah itu, ada laki – laki yang datang mendekati ku. Mereka benar, ada yang jauh lebih baik dari yang lalu

Rasa sesal itu kini berubah menjadi rasa syukur. Trimakasih Tuhan, engkau telah menunjukannya ..

“ kalian hanya perlu percaya dan yakin, bahwa ada yang jauh lebih baik dari yang kemarin   ”



Begitulah cinta, hanya menyisakan luka.

Siap jatuh cinta, berarti siap untuk terluka :D



Bersama selamanya atau kehilangan dipertengahan jalan ?

Dan kemungkinan terburuk dari sebuah hubungan adalah kehilangan dia di pertengahan jalan ..

Harusnya sudah siap dengan segala kemungkinannya :)



Bisa,

yakin dan percaya bahwa ada yang jauh lebih baik ..

Bisa,

waktu pun akan membantu kamu ..

Bisa,

karna kamu memiliki kami :)



"Jodoh tak lari kemana"

klise sih, tapi sepertinya berlaku untuk penyemangat {}

0 komentar:

Posting Komentar